Zela Dian Affriani
This is me, not she, or them
Monday, May 20, 2013
Laraku Untuk Bahagiamu
Aku duduk terdiam
Hanya linangan air mata yang kurasakan
Hati terasa tersayat
Begitu perih dan menyakitkan...
Kenapa baru sekarang aku merasakannya
Setelah hatiku merasakan kebahagiaan
Begitu senang dan ingin terbang rasanya
Hingga aku lupa siapa aku sebenarnya!!!
Kau tawarkan sebuah keindahan
Kau juga yang menyanjungku
Hari-hariku terasa dengan jutaan kebahagiaan
Namun kadang kau tersenyum kecil dalam paksa
Apa yang terjadi denganmu...?
Kumencari arti
Dalam seulas senyum
Yang kau berikan
Tergambar jelas,
Bahwa itu bukan untukku
Senyum itu hanya kau paksakan
Baru kusadari kau telah
Mengingat kembali masa lalumu
Aku terjebak, namun kuterlanjur sayang..
Kau yang masih mencintainya
Dan kau tak pernah mencintaiku
Aku tak akan menyalahkanmu
Apalagi untuk membencimu...
Aku hanya berdoa,
Jika suatu masa nanti
Kau akan mendapatkannya
Karena hanya dia yg ada dihatimu...
Aku memang mencintaimu,
Dan sangat mencintaimu
Bahkan aku sangat ingin
Kau jadi pendampingku
Tapi kebahagianmulah yg ak inginkan,
Meskipun bukan denganku
Mendengar kau menangispun aku tak mau,
Apalagi melihat airmatamu.
Saturday, April 13, 2013
Kasih Sayang Ibu
Bejo,Cintailah Para Orang Tua...
Suatu hari, Bejo yang masih duduk dikelas 5 SD mendatangi ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan secarik kertas yang bertuliskan sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang diberikan oleh anak tercintanya itu dan membacanya.
INVOICE Ongkos upah membantu ibu:
1. Membantu pergi ke warung : Rp. 20.000
2. Menjaga adik : Rp. 20.000
3. Membuang sampah : Rp. 5.000
4. Membereskan tempat tidur : Rp. 10.000
5. Menyiram tanaman : Rp. 15.000
6. Menyapu halaman : Rp. 15.000
Total : Rp. 85.000
Selesai membaca, si Ibu tersenyum memandang Bejo yang raut wajahnya mulai berbinar. Si Ibu maklum dan amat senang dengan kepandaiannya “bertransaksi”, karena memang si Bejo dididik untuk bisa berbisnis agar kelak bisa hidup mandiri dan bisa berbagi kepada sesama. Lalu dengan tetap tersenyum si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan : GRATIS
2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu : GRATIS
3. Ongkos airmata yang menetes karenamu : GRATIS
4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu : GRATIS
5. Ongkos menyediakan makan, minum, pakaian & keperluanmu : GRATIS
Total keseluruhan Nilai Kasihku GRATIS
Airmata si Bejo kontan berlinang setelah membaca nota “pembayaran” ibunya tersebut. Bejo menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Bejo sayang ibu” . Kemudian Bejo mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: “TELAH DIBAYAR LUNAS !!” dan menyerahkan kepada ibunya sembari memberi bonus sejuta kecupan buat Ibunya.
Suatu hari, Bejo yang masih duduk dikelas 5 SD mendatangi ibunya yang sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan secarik kertas yang bertuliskan sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan lalu menerima kertas yang diberikan oleh anak tercintanya itu dan membacanya.
INVOICE Ongkos upah membantu ibu:
1. Membantu pergi ke warung : Rp. 20.000
2. Menjaga adik : Rp. 20.000
3. Membuang sampah : Rp. 5.000
4. Membereskan tempat tidur : Rp. 10.000
5. Menyiram tanaman : Rp. 15.000
6. Menyapu halaman : Rp. 15.000
Total : Rp. 85.000
Selesai membaca, si Ibu tersenyum memandang Bejo yang raut wajahnya mulai berbinar. Si Ibu maklum dan amat senang dengan kepandaiannya “bertransaksi”, karena memang si Bejo dididik untuk bisa berbisnis agar kelak bisa hidup mandiri dan bisa berbagi kepada sesama. Lalu dengan tetap tersenyum si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.
1. Ongkos mengandungmu selama 9 bulan : GRATIS
2. Ongkos berjaga malam karena menjagamu : GRATIS
3. Ongkos airmata yang menetes karenamu : GRATIS
4. Ongkos khawatir karena selalu memikirkan keadaanmu : GRATIS
5. Ongkos menyediakan makan, minum, pakaian & keperluanmu : GRATIS
Total keseluruhan Nilai Kasihku GRATIS
Airmata si Bejo kontan berlinang setelah membaca nota “pembayaran” ibunya tersebut. Bejo menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, “Bejo sayang ibu” . Kemudian Bejo mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: “TELAH DIBAYAR LUNAS !!” dan menyerahkan kepada ibunya sembari memberi bonus sejuta kecupan buat Ibunya.
Delapan KEBOHONGAN Ibu
Cerita
bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir
sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
“Makanlah nak, aku tidak lapar” ——— KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu
dengan cepat menolaknya, ia berkata :
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu
dengan cepat menolaknya, ia berkata :
“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk
membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk
membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata :
”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.”
Ibu tersenyum dan berkata :
”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik
matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik
matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat
dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :
”Minumlah nak, aku tidak haus!” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :
“Saya tidak butuh cinta” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :
“Saya punya duit” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di
Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata :
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :
“Saya punya duit” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di
Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata :
“Aku tidak terbiasa” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
“Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir
kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan :
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
“Jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan” ——— KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir
kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan :
” Terima kasih ibu ! “
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita
pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Tapi, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita? Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk
membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita
pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Tapi, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita? Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk
membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.
Thursday, March 28, 2013
Masjid Masjid Unik
Masjid Sangkore, Timbuktu

Masjid Europa Point, Gibraltar

Masjid Larabanga, Mali

Masjid Missiri Frejus, Mali

Masjid Merah, Srilangka

Masjid Faisal, Pakistan

Masjid, Argentina

Majid Al-Fateh, Bahrain

Masjid Badshahi, Pakistan

Masjid Omayyed, Syria


Masjid Europa Point, Gibraltar

Masjid Larabanga, Mali

Masjid Missiri Frejus, Mali

Masjid Merah, Srilangka

Masjid Faisal, Pakistan

Masjid, Argentina

Majid Al-Fateh, Bahrain

Masjid Badshahi, Pakistan

Masjid Omayyed, Syria

Wednesday, March 27, 2013
100 Day Before Died
100 Hari Sebelum Hari Kematian
Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada
hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-
mereka yg dikehendakinya. Walau bagaimanapun
semua orang Islam akan mendapat tanda ini, hanya
apakah mereka sadar atau tidak saja. Tanda ini akan
berlaku lazimnya setelah waktu Asar. Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan
mengalami getaran, seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging sapi/kambing yang baru
disembelih, dimana jika diperhatikan dengan teliti kita
akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.
Tanda ini rasanya nikmat, dan bagi mereka yang sadar
dan berdetak di hatinya bahwa mungkin ini adalah
tanda kematian maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka
yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan
soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa
ada manfaat. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda
ini maka ini adalah peluang terbaik untuk
memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau
ditinggalkan sesudah mati.
40 Hari Sebelum Hari Kematian
Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Asar. Bagian
pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun
yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang
letaknya di atas Arash Allah swt. Maka malaikat maut
akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat
persediaannya ke atas kita antaranya adalah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang waktu. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan
wajahnya sekilas dan jika ini terjadi, mereka yang
terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung
seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma
seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa
adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
7 Hari Sebelum Hari Kematian
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka
yang diuji dengan musibah sakit di mana orang sakit
yang tidak makan secara tiba- tiba dia berselera untuk
makan.
3 Hari Sebelum Hari Kematian
Pada masa ini akan terasa denyutan di bahagian tengah
dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda
ini dapat diketahui/ dipahami maka berpuasalah kita
setelah itu supaya perut kita tidak mengandungi
banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang
yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi
dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-
lahan turun, dan ini dapat diketahui jika kita melihatnya
dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana
bahagian ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke
dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
1 Hari Sebelum Hari Kematian
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan
merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di
bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak
akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan
harinya.
Tanda akhir
Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan
satu keadaan dingin di bahagian pusat dan akan turun
ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian
halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap
kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan
kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan
kita dan sekarang akan mematikan pula.
Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada
hambanya dan hanya akan disadari oleh mereka-
mereka yg dikehendakinya. Walau bagaimanapun
semua orang Islam akan mendapat tanda ini, hanya
apakah mereka sadar atau tidak saja. Tanda ini akan
berlaku lazimnya setelah waktu Asar. Seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki akan
mengalami getaran, seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging sapi/kambing yang baru
disembelih, dimana jika diperhatikan dengan teliti kita
akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar.
Tanda ini rasanya nikmat, dan bagi mereka yang sadar
dan berdetak di hatinya bahwa mungkin ini adalah
tanda kematian maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau mereka
yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan
soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu saja tanpa
ada manfaat. Bagi yang sadar dengan kehadiran tanda
ini maka ini adalah peluang terbaik untuk
memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau
ditinggalkan sesudah mati.
40 Hari Sebelum Hari Kematian
Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Asar. Bagian
pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun
yang tertulis nama kita akan gugur dari pohon yang
letaknya di atas Arash Allah swt. Maka malaikat maut
akan mengambil daun tersebut dan mulai membuat
persediaannya ke atas kita antaranya adalah ia akan mulai mengikuti kita sepanjang waktu. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan
wajahnya sekilas dan jika ini terjadi, mereka yang
terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung
seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma
seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa
adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
7 Hari Sebelum Hari Kematian
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka
yang diuji dengan musibah sakit di mana orang sakit
yang tidak makan secara tiba- tiba dia berselera untuk
makan.
3 Hari Sebelum Hari Kematian
Pada masa ini akan terasa denyutan di bahagian tengah
dahi kita yaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda
ini dapat diketahui/ dipahami maka berpuasalah kita
setelah itu supaya perut kita tidak mengandungi
banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang
yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi
dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-
lahan turun, dan ini dapat diketahui jika kita melihatnya
dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana
bahagian ujungnya akan berangsur-angsur masuk ke
dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan- lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
1 Hari Sebelum Hari Kematian
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan
merasakan satu denyutan di sebelah belakang yaitu di
bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak
akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan
harinya.
Tanda akhir
Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan
satu keadaan dingin di bahagian pusat dan akan turun
ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian
halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap
kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan
kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan
kita dan sekarang akan mematikan pula.
Subscribe to:
Comments (Atom)


